Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2018/02/20 |
|
Selasa, 20 Februari 2018 Bacaan : Matius 19:16-26 Setahun : Bilangan 16-18 Nas : Mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab banyak hartanya. (Matius 19:22)
|
|
Sewaktu membayar belanjaan di supermarket, saya dan kakak terkejut karena total belanjaan lebih sedikit dari perhitungan. Kami lalu mengecek struk pembayaran. Rupanya, si kasir belum memasukkan harga dua barang ke mesin penghitung. Sempat timbul pikiran untuk mendiamkan saja hal itu, tetapi akhirnya, kami memutuskan untuk membayarkan total belanjaan yang kurang. Beberapa orang protes ketika uang yang diterima kurang tetapi hanya berdiam diri ketika uang yang diterima berlebih. Saat ini, cinta uang mulai menggeser cinta untuk keluarga, kesehatan, bahkan cinta akan Tuhan. Matius 19:16-26 menceritakan tentang seorang muda yang datang kepada Yesus. Ia bertanya bagaimana agar dirinya beroleh hidup kekal. Orang muda itu mengaku bahwa dirinya telah melakukan semua perintah Allah (ay. 16-20). Walaupun ia sudah merasa sempurna, Yesus menunjukkan sebuah kekurangan. Yesus berkata, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin." (ay. 21). Yesus tidak menghendaki harta orang muda itu atau menginginkannya jatuh miskin. Yesus hanya menyingkapkan sesuatu yang ia genggam erat, lebih dari Allah sendiri. Itulah sebabnya mengapa orang muda itu gagal. Setelah mendengar perkataan Yesus, pergilah ia dengan sedih sebab banyak hartanya (ay. 22). Mengetahui kebenaran ini, marilah kita mengecek kehidupan kita. Masihkah harta dan kekayaan memikat diri kita lebih dari pada Tuhan? --LIN/www.renunganharian.net MARI MENJAGA AGAR HATI KITA TIDAK TERPIKAT OLEH BERKAT DUNIA,
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |