Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2007/02/11 |
|
Minggu, 11 Februari 2007 Bacaan : Mazmur 111:1-10 Setahun : Im 11-12; Matius 26:1-25 Nas : Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan (Mzm. 111:10)
|
|
Saya tidak akan pernah lupa ketika saya berfoto bersama Shaquille O'Neal, seorang atlet bola basket profesional. Saya tidak pernah merasa pendek, sampai saya berdiri di sebelah Shaq yang tinggi badannya 2 meter lebih. Ketika kepala saya menyembul dari bawah lengannya, tiba-tiba saya menyadari bahwa saya tidak setinggi yang saya pikir, setidaknya ketika saya berdiri di samping Shaq! Pemazmur menulis, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan" (111:10). Takut akan Allah merupakan syarat jika kita ingin menilai sesuatu sesuai dengan proporsinya, seperti kenyataan bahwa Dia jauh lebih besar dalam segala hal dibanding kita. "Besar perbuatan-perbuatan Tuhan" (ay. 2). Semua itu merupakan hasil kasih, kekuatan, hikmat, nubuat, kehendak, dan kesetiaan-Nya. Takut akan Allah berarti menggenggam kebenaran ini. Namun, kita sangat mudah mengabaikan kebenaran itu ketika kita tidak berada di dekat Allah. Semakin kita dekat kepada-Nya, semakin kita menyadari betapa kurangnya kita, dan betapa kita amat membutuhkan hikmat-Nya yang jauh lebih besar untuk mengarahkan hidup kita. Apabila kita mengandalkan diri kita yang kecil ini, maka segalanya menjadi tidak harmonis. Jika kita mau jujur, harus diakui bahwa perspektif kita yang terbatas sering salah dan kadang kala dapat merusak. Orang bijak menyadari betapa sedikitnya pengetahuan mereka dan betapa besar kebutuhan mereka akan hikmat yang agung dari Allah -- JS Betapa agung, ya Yahwe, perbuatan-Mu, ORANG BIJAK AKAN MENYADARI KETERBATASAN MEREKA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |