Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/02/10 |
|
Rabu, 10 Februari 1999 Bacaan : Mazmur 19:8-12 Setahun : Imamat 5-7 Nas : Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya (Ayub 23:12)
|
|
Joseph Brodsky memenangkan Hadiah Nobel untuk kesusastraan dan merupakan seorang pujangga resmi Amerika. Ia mengusulkan agar buku puisi Amerika dapat ditaruh bersebelahan dengan Alkitab The Gideons di kamar-kamar hotel. Alasannya, "Puisi mungkin merupakan satu-satunya jaminan yang dapat dipakai untuk melawan kekerasan hati manusia." Sebelum Brodsky meninggal pada tahun 1996, banyak buku telah didistribusikan ke berbagai hotel dan rumah sakit. Orang yang menyukai puisi akan dapat menemukan kesenangan, kebijaksanaan dan inspirasi di dalamnya. Namun, kesusastraan yang terbaik sekalipun tak dapat menandingi kedalaman nilai dari kata-kata yang tertulis dalam Alkitab. Bayangkan seandainya seseorang yang sedang putus asa dan hampir bunuh diri mengambil buku puisi itu dan menelusuri halaman-halamannya. Sangat kecil kemungkinan bahwa pemikiran-pemikiram berharga yang dikemukakan Henry W. Longfellow atau John Greenleaf Whittier, apalagi penyair modern seperti T.S. Elliot, dapat mendorongnya untuk berlutut dan berseru memohon belas kasihan dan anugerah dari Allah. Namun arsip yang ada di The Gideons penuh dengan kesaksian dari orang-orang yang pada saat sendirian di kamar hotel telah membuka Alkitab dan membaca pesan yang membuat mereka dilahirkan kembali kepada hidup yang baru. Puisi mendapat tempat yang terhormat dalam budaya kita. Namun kata-kata manusia, sekreatif apa pun kita merangkainya, tidak akan pernah dapat menggantikan Firman Allah -- VCG
BANYAK BUKU DAPAT MEMBERI INFORMASI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |