Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/02/08 |
|
Selasa, 8 Februari 2000 Bacaan : 2Korintus 4:1-7 Setahun : Imamat 4-5, Matius 24:29-51 Nas : Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat (2Korintus 4:7)
|
|
Ruthe Frens telah menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai seorang utusan Injil di Jepang. Tatkala saya diminta untuk berbicara pada hari pemakamannya, kata-kata Rasul Paulus dalam 2Korintus 4 terngiang dalam benak saya. Pertobatan Ruthe ketika masih anak-anak tidak seperti yang dialami Paulus. Pertobatannya tidak disertai dengan cahaya yang sangat terang dan suara Yesus yang menyampaikan pesan (Kisah Para Rasul 9). Namun, setelah bertahun-tahun semua orang yang mengenal Ruthe melihat bahwa ia telah melihat cahaya itu -- ia telah mengenal Allah secara pribadi melalui iman di dalam Yesus Kristus (2Korintus 4:6). Dan wajahnya menyiratkan sukacita karena hubungannya dengan Tuhan. Kisah Ruthe ini memenuhi gambaran Paulus tentang tubuh manusia sebagai "suatu bejana tanah liat" (ayat 7), yang rapuh dan hanya bersifat sementara. Suatu penyakit yang hampir merenggut nyawanya pada tahun 1953 telah membuat fisik Ruthe rentan. Namun selama tahun-tahun itu ia bertumbuh semakin kuat secara rohani. Saya berada bersama keluarganya ketika dokter memberitahu bahwa hidupnya takkan lama lagi. Pada saat itu, setiap orang melihat kedamaian menghiasi wajahnya. Sesudah kematiannya, kebanyakan surat dan pesan e-mail dari teman-temannya di Jepang berisikan tema yang senada: senyum Ruthe memancarkan kehadiran Yesus dalam hidupnya. Apakah hidup Anda menunjukkan kepada orang lain bahwa Anda mengenal Yesus? Dapatkah mereka melihat bahwa hati Anda telah diubahkan? -- HVL
KEHIDUPAN ORANG KRISTEN IBARAT SEBUAH JENDELA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |