Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/01/29 |
|
Sabtu, 29 Januari 2000 Bacaan : Mazmur 119:97-104 Setahun : Keluaran 21-22, Matius 19 Nas : Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh (Roma 1:22)
|
|
Kadang-kadang saya dibuat bingung dengan pandangan sempit yang disampaikan oleh orang-orang pandai. Saya teringat ketika suatu kali seorang psikolog Amerika yang terkenal, John B. Watson (1878-1958), mencetuskan teori tentang hakikat manusia. Teori itu sangat menghebohkan lingkungan akademis. Watson berpendapat bahwa kita dapat mengatur perilaku dan membuat orang lain bertindak seperti yang kita inginkan. Ia mencemooh ajaran Alkitab yang mengatakan bahwa kita diciptakan segambar dengan Allah. Ia berpendapat bahwa kita sepenuhnya seperti binatang dan dapat dimainkan seperti boneka. Meskipun pengaruh teori Watson yang radikal tidak bertahan lama, sebuah resensi dari salah satu bukunya menyatakan, "Mungkin ini adalah buku paling bermakna yang pernah ditulis. Untuk sesaat seseorang diperlihatkan pada pengharapan yang besar." Sungguh merupakan suatu pendapat yang menggelikan. Bahkan banyak cendikiawan non-Kristen sepakat bahwa buku paling berarti yang pernah ditulis ialah Alkitab, sebuah buku yang membawa pengaruh selama berabad-abad di seluruh penjuru dunia. Pemazmur menguatkan tentang hal ini ketika ia mengatakan bahwa Firman Allah membuatnya lebih bijak daripada musuh-musuhnya dan membuatnya lebih berakal budi daripada semua pengajarnya (Mazmur 119:98-99). Buku yang berisi Firman Allah itu memberi kita pengharapan yang nyata -- pengharapan yang didukung oleh otoritas, kebenaran, dan kuasa Allah -- VCG
BANYAK BUKU DAPAT MEMBERI INFORMASI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |