Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2007/01/25 |
|
Kamis, 25 Januari 2007 Bacaan : Lukas 19:1-10 Setahun : Keluaran 12-13; Matius 16 Nas : Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10)
|
|
Bagi Robert yang masih muda, sepertinya banyak hal tidak berada di pihak-nya. Dia mengalami kemiskinan, perceraian orangtua, lingkungan yang keras. Ia kerap membolos sekolah dan sulit ditangani. Namun, saat seorang temannya ditembak mati, ia menganggap hal itu sebagai peringatan. Dengan tekad untuk mengubah hidup, Robert bekerja keras untuk memperbaiki nilai-nilainya yang jelek. Namun, penasihat sekolahnya tidak memercayainya dan berkata bahwa tidak ada perguruan tinggi yang akan menerimanya. Akan tetapi, Robert membuktikan bahwa penasihat itu salah. Ia lulus dari perguruan tinggi dan mengejar karier di dunia pendidikan. Ia memilih karier itu, karena seperti yang dikatakannya, "Para guru melihat saya seperti angin lalu saja" -- orang yang bernilai kecil. Ia tidak ingin hal yang sama terjadi kepada orang lain. Setiap orang dipandang penting oleh Yesus. Zakheus adalah seorang pemungut cukai yang tidak jujur (Lukas 19:1-10). Yesus bisa saja mengabaikannya, tetapi Dia melihatnya di atas pohon dan memanggil namanya. Menerima orang lain sebagai pribadi yang bernilai merupakan hal penting bagi orang kristiani. Brennan Manning pernah menulis, "Seorang kristiani yang tidak semata-mata melihat, tetapi memandang pribadi orang lain berarti sedang menyampaikan bahwa ia menghargai orang tersebut sebagai seorang pribadi, bukan sekadar suatu benda." Apakah orang yang berinteraksi dengan kita mengetahui bahwa mereka kita pandang sebagai pribadi yang bernilai bagi kita dan Allah? -- AMC KASIHILAH ORANG, BUKAN BENDA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |