Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/01/24 |
|
Sabtu, 24 Januari 2009 Bacaan : Yakobus 4:11,12 Setahun : Ayub 28-31 Nas : Janganlah engkau pergi kian kemari menyebarkan fitnah ... janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN (Imamat 19:16)
|
|
Ada pendapat demikian: "Orang bijaksana membicarakan gagasan, orang biasa membicarakan kejadian, orang bodoh membicarakan orang." Tingkat kebijaksanaan seseorang terukur dari apa yang dibicarakannya. Membicarakan orang alias menggosip tergolong tingkat pembicaraan yang paling rendah. Mengapa? Sebab dari satu gosip saja, percakapan bisa berkembang ke mana-mana. Termasuk bisa menjadi fitnah. Apakah fitnah itu? Dalam bahasa aslinya, Yakobus menggunakan kata yang maknanya "berucap hal yang jahat". Fitnah berarti membicarakan orang dengan niat yang sejak semula jahat. Mau mencelakakan orang. Kitab Imamat menyebutnya "mengancam hidup sesama". Benar! Akibat fitnah, persahabatan bisa rusak, pernikahan menjadi retak, karier terjegal, karakter serta nama baik seseorang tercemar. Masa depan hancur. Bahkan ada yang sampai mati bunuh diri akibat difitnah orang. Tak salah bila ada ungkapan, "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan". Menurut Yakobus, sebenarnya si pemfitnah sedang berlagak memainkan peran sebagai "tuhan", bahkan menghakimi lebih dahsyat daripada Tuhan. Maka ia memberi peringatan agar kita jangan saling memfitnah. Fitnah itu jahat, Tuhan membenci fitnah. Kehidupan ini sudah banyak kesusahannya. Penyakit, krisis ekonomi, kriminalitas, beban keluarga, stres, depresi, keputusasaan, dan sebagainya. Persekutuan kristiani harus menjadi tempat yang teduh bagi jiwa yang diterpa berbagai problema kehidupan. Bukan malah menambah beban dengan hadirnya fitnah di antara kita -PAD IBARAT SAMPAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |