Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2007/01/19 |
|
Jumat, 19 Januari 2007 Bacaan : Matius 13:1-9,18-23 Setahun : Kejadian 46-48; Matius 13:1-30 Nas : Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah (Matius 13:23)
|
|
Seorang terpelajar yang berwawasan luas bernama A.J. Heschel menceritakan kisah hidupnya saat menjadi siswa di Berlin. Sekalipun ia orang yang saleh, ia pernah menjadi begitu asyik dengan karya-karya seni pada masa-masa itu, sampai suatu hari ia lupa berdoa saat matahari terbenam, sebagaimana yang biasa ia lakukan. Ia mengakui, "Matahari telah terbenam, malam telah tiba .... Dan saya telah melupakan Allah." Kelalaian yang dilakukan Heschel mungkin merupakan hal yang kecil bagi kita. Akan tetapi, semangatnya yang menggebu-gebu menunjukkan bahwa ia memahami pentingnya membina kehidupan rohani. Yesus pernah menceritakan suatu kisah mengenai penabur, benih, dan empat macam tanah (Matius 13:1-9). Tanah yang berada di antara semak duri mewakili orang-orang yang membiarkan kekhawatiran dunia dan tipu daya kekayaan menghimpit firman Allah di dalam hati mereka (ayat 7,22). Hal itu merupakan kemungkinan yang berbahaya bagi setiap orang yang menanggapi firman Allah dengan sembrono. Dunia memang dapat membuat kita lupa terhadap kenyataan dan tanggung jawab rohani. Apakah kita telah membiarkan daya tarik dunia ini mencegah kita untuk membaca dan merenungkan firman Allah? Dengan segenap doa, marilah kita berusaha keras untuk menjadi orang yang "mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah" (ayat 23). Saat matahari terbenam malam ini, jangan sampai kita mendapati diri kita telah melupakan Allah -- VCG DOA DAN KETAATAN KEPADA ALLAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |