Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2011/01/16 |
|
Minggu, 16 Januari 2011 Bacaan : Lukas 18:9-14 Setahun : Kejadian 46-48 Nas : Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini (Lukas 18:13)
|
|
Kerajaan yang Sungsang, demikian judul buku Donald Kraybill. Buku ini hendak mengatakan betapa tata nilai yang diterapkan Yesus kerap kali berkebalikan dengan tata nilai yang dianggap wajar oleh dunia. Contohnya: orang Farisi yang taat beragama disalahkan, pemungut cukai yang menindas rakyat dibenarkan. Orang Farisi membayar perpuluhan dengan tak bercacat. Mereka tidak merampok, tidak berzina. Bahkan, mereka berpuasa. Namun, Yesus mengkritik mereka karena mereka merasa sudah tidak butuh belas kasihan Allah. Ketepatan mereka dalam melaksanakan hukum memberi rasa puas begitu rupa, sehingga belas kasih Allah tak lagi dianggap penting. Mereka merasa sudah beres ketika telah mematuhi semua peraturan dan ketetapan. Ada rasa bangga, komplit, dan puas. Ini yang membedakan orang Farisi dengan si pemungut cukai yang sangat sadar bahwa ia berdosa dan butuh rahmat Tuhan. Orang Farisi bangga dengan kesuciannya, pemungut cukai sadar akan dosanya. Yesus menunjukkan bahwa yang menyadari dosanya akan dibenarkan, sedang yang puas dengan kesalehannya, tidak. Inilah "kerajaan yang sungsang" itu.Sangat baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya. Sangat menyenangkan bagi Tuhan jika kita tidak melanggar peraturan-Nya. Itu memang kehendak Tuhan. Namun, apabila kita telah mencapai hal-hal itu, jangan sampai kita kemudian "merasa saleh" hingga tidak memerlukan belas kasih Allah lagi. Apabila kita jujur, sesungguhnya ketika berjuang untuk hidup seperti Yesus, kita terus bergumul dengan banyak kelemahan dan kesalahan. Maka, kita ini tak pernah dapat hidup tanpa belas kasihan Tuhan -- DKLJANGAN PUAS DENGAN KEBAIKAN DIRI SENDIRI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |