Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2015/01/09 |
|
Jumat, 9 Januari 2015 Bacaan : 2 Raja-Raja 5:1-19 Setahun : Kejadian 25-27 Nas : Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." (2 Raja-Raja 5:3)
|
|
Menjadi saksi itu bukan perkara yang gampang. Di pengadilan, orang yang bersaksi palsu dapat terjerat hukuman penjara hingga 7 tahun. Bersaksi itu memiliki risiko, bahkan sekalipun keterangan kita benar. Sebab itu, untuk bersaksi, juga dibutuhkan keberanian untuk menanggung konsekuensi yang mungkin terjadi. Naaman, panglima raja Aram, kena sakit kusta. Mukanya yang murung menarik perhatian seorang gadis kecil, tawanan dari negeri Israel, yang bekerja menjadi pelayan di rumah Naaman. Gadis kecil itu bersaksi tentang Nabi Elisa kepada istri Naaman. Dan apa yang dilakukannya menunjukkan bahwa ia adalah seorang saksi Allah. Ia berani mengambil risiko dengan menyaksikan imannya tentang Allah Israel pada Naaman dan keluarganya (ay. 3-4). Kesaksiannya tersebut tentu saja mengandung risiko; jika kesaksiannya salah, atau jika Naaman tidak sembuh, hidupnya menjadi taruhannya. Kesaksiannya bisa dianggap kebohongan besar yang mempermalukan dan mencoreng reputasi Allah Israel di mata raja Aram. Namun, kesaksian gadis kecil itu benar-benar terjadi! Allah Israel sungguh-sungguh menyembuhkan Naaman melalui nabi Elisa hingga akhirnya Naaman berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel" (ay. 15). Meskipun setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi Kristus, tidak semuanya bersedia dipakai Allah untuk bersaksi. Keselamatan satu jiwa sungguh berharga bagi Allah, dan Dia menanti kesediaan kita untuk menjadi saksi-Nya. -- Samuel Yudi S /Renungan Harian MENJADI SAKSI KRISTUS ITU TIDAK MUDAH DAN PENUH RISIKO,
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |