Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/01/08 |
|
Kamis, 8 Januari 1998 Bacaan : Ratapan 2:13-19 Setahun : Kejadian 23-26 Nas : Curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan (Ratapan 2:19)
|
|
Keputusasaan. Itulah yang saya dapatkan pada lelaki tua penuh kepahitan yang berkata kepada saya, "Jangan berusaha membuat saya bertobat dan jangan berdoa bagi saya. Jika saya mati nanti, satu-satunya tempat yang akan saya tuju adalah dua meter di bawah tanah." Laki-laki tua itu membutuhkan pengharapan. Orang-orang yang hampir menyerah dapat menemukan pengharapan. Pengharapan itu hanyalah sejauh doa. Seorang pendeta berjumpa seorang ibu dari tiga anak kecil ketika mengunjungi sebuah rumah sakit. Suaminya sedang sekarat karena luka-luka yang dideritanya dalam kecelakaan mobil, dan ibu itu tidak memiliki siapa pun yang dapat dimintai tolong. Ketika pendeta menjelaskan rencana Allah tentang keselamatan, ibu itu mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Kemudian ia ikut berdoa dan percaya kepada Yesus. Ia belum tahu apa yang akan terjadi, tetapi doanya yang penuh iman telah memberinya pengharapan. Kini, melalui teman-teman Kristennya yang baru, Allah memeliharanya. Dalam Ratapan 2, situasinya tampak tak berpengharapan. Jalan-jalan Yerusalem dikotori oleh mayat-mayat korban yang dibantai para penyerbu Babel. Tak ada makanan bagi yang hidup. Tetapi sedikit orang yang selamat itu memperhatikan panggilan nabi untuk bertobat dan berdoa (ayat 19). Kita tahu dari sejarah bahwa keadaan menjadi lebih baik dan pembuangan itu berakhir. Apakah situasi Anda tampak tak berpengharapan? Jangan takut! Selama Anda memiliki doa, Anda memiliki pengharapan yang nyata [HVL]
MESKIPUN ANDA MERASA TAK MEMILIKI APA-APA LAGI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |