Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/01/03 |
|
Senin, 3 Januari 2000 Bacaan : 1Samuel 3:1-10 Setahun : Kejadian 7-9, Matius 3 Nas : "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar" (1Samuel 3:10)
|
|
Tampaknya saat ini pager (penyeranta) sudah begitu memasyarakat. Orang yang memiliki alat yang dijepitkan di ikat pinggang ini dapat menerima sinyal bila sang pemilik dibutuhkan. Dengan membawa pager, mereka dapat selalu berhubungan dengan rumah atau kantor, sehingga pikiran mereka tenang. Mereka tahu bahwa bila seseorang ingin menghubungi, mereka dapat dihubungi di mana saja dan kapan saja. Jalur terbuka semacam itulah yang kita perlukan agar dapat terus berhubungan dengan surga. Sebesar apa pun ketenangan yang kita dapatkan dengan membawa penyeranta atau bahkan telepon seluler, tetaplah tidak ada artinya bila dibandingkan dengan ketenangan yang timbul karena kita selalu siap mendengarkan-Nya bila sewaktu-waktu Allah ingin berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Dalam 1Samuel pasal 2 dan 3, kita melihat bahwa tampak jelas Eli tidak berada dalam posisi siap mendengarkan Tuhan. Ia telah kehilangan kepekaan rohaninya karena mentoleransi kejahatan dengan tidak mengendalikan perbuatan jahat kedua putranya. Sebaliknya, Samuel telah mengabdi kepada Tuhan sejak masa kanak-kanaknya, dan dalam kemurnian dan keterbukaan hatinya ia dapat mendengar pesan-pesan dari surga. Periksalah "telinga hati" Anda. Apakah telinga hati Anda tidak peka, karena Anda tidak menaati Tuhan? Keyakinan akan hati nurani yang bersih dapat diperoleh dengan cara mengakui dosa Anda. Selanjutnya, Anda akan dapat berkata, "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar" -- MRDII
JIKA ANDA TAK DAPAT MENDENGAR ALLAH BERBICARA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |